Rizu san study

Selamat datang di ruang karya rizu san.

Sunday, July 17, 2011

Betang Tumbang Gagu

The Tourism Object in East Kotawaringin, Central Borneo

A. Selayang Pandang
Jika orang Jawa memiliki rumah joglo, orang Padang memiliki rumah gadang, maka orang Dayak memiliki rumah betang. Bagi orang Dayak di Kalimantan, rumah betang lazim disebut lamin atau panjal, sedangkan orang luar menyebutnya sebagai rumah panjang atau long house. Sebutan ini merujuk pada arsitektur rumah yang bentuknya memanjang ke belakang. Panjang rumah semakin tergantung seberapa jumlah keluarga yang menghuninya. Semakin banyak jumlah keluarga yang menghuninya, maka semakin panjang rumah betang tersebut. 
Rumah betang adalah sejenis rumah yang mengadaptasi bentuk rumah panggung. Jarak rumah dari tanah dapat mencapai lima meter. Pemilihan bentuk rumah seperti ini berhubungan erat dengan kondisi alam Kalimantan yang pada umumnya dekat dengan sungai besar. Sehingga, ketika sungai meluap, air tidak akan masuk ke dalam rumah.
Salah satu rumah betang yang terkenal di Kalimantan adalah Rumah Betang Tumbang Gagu. Rumah betang yang berada di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah ini termasuk salah satu rumah betang tua yang masih terjaga keasliannya. Rumah yang dibangun pada tahun 1870 M dan memakan waktu sekitar tujuh tahun ini berdiri megah di atas tanah seluas 110 x 130 m, dengan luas rumahnya sendiri sekitar 47 x 15,5 m. Rumah Betang ini termasuk yang tertinggi di Kalimantan, karena jarak rumah dengan tanah mencapai lima meter.
Dulu, pembuatan Rumah Betang Tumbang Gagu dipelopori oleh Singa Jaya Antang, kepala suku di Desa Tumbang Gagu, atau kakek buyut dari Labuan Undong Antang yang sekarang ini menjadi kepala keluarga di rumah ini. Rumah Betang Tumbang Gagu dibangun dengan bahan baku utama dari kayu besi atau kayu ulin—kayu khas Kalimantan yang terkenal keras dan tahan lama. Sedangkan tangganya dibuat dari batang pohon yang bentuknya berundak-undak untuk menghindari serangan binatang buas. Selain itu, tangga sengaja dibuat tidak permanen, agar dapat dipindahkan dan diangkat ke dalam rumah kapan saja.
B. Keistimewaan
Keistimewaan Rumah Betang Tumbang Gagu setidaknya dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi arsitekturnya dan sisi makna simboliknya. Dari sisi arsitekturnya, rumah yang belum sekalipun direnovasi sejak pembuatannya ini memiliki bagian-bagian yang cukup lengkap. Di dalam rumah ini terdapat deretan kamar atau bukung dan serambi yang cukup luas. Serambi dalam rumah ini berfungsi selain sebagai tempat berkumpul bagi para keluarga yang menempati rumah ini, juga sebagai tempat melakukan berbagai upacara dan musyawarah adat. Di bagian paling belakang rumah ini, terdapat ruangan cukup luas yang berfungsi sebagai dapur dan tempat menyimpan barang-barang hasil panen.
Sedangkan makna simbolik dari rumah ini adalah wujud dari semangat kebersamaan dan kerukunan. Masing-masing keluarga yang tinggal di rumah ini memiliki semacam kesepakatan untuk tetap menjaga suasana damai dan ketentraman. Jika salah satu keluarga melaksanakan hajatan, maka biaya untuk menyelenggarakan hajatan tersebut ditanggung secara bersama-sama oleh semua keluarga yang tinggal di rumah ini. Pun jika musibah sedang melanda salah satu keluarga, hal itu akan menjadi kedukaan bagi semua keluarga.
Keistimewaan lainnya juga dapat dilihat dari barang-barang koleksi yang terdapat di rumah ini. Di dalam rumah terdapat benda-benda berharga yang sebagian besar sudah tidak dibuat lagi sekarang ini, antara lain piring dan mangkuk yang terbuat dari keramik, patung-patung kayu, lukisan yang terbuat dari kulit kayu dan kulit binatang, lesung untuk menumbuk padi, mandau (senjata khas Suku Dayak), pakaian perang, sumpit untuk berburu, tanduk binatang, dan lain-lain. Selain itu, di halaman rumah juga terdapat dua totem atau patung kayu khas Suku Dayak yang berdiameter 40—50 cm dengan tinggi mencapai tujuh meter. Totem yang pertama menghadap ke timur. Totem ini digunakan oleh penghuni Rumah Betang Tumbang Gagu untuk mengikat binatang kurban pada upacara bahagia, seperti kelahiran dan panen padi. Sementara totem kedua yang menghadap ke barat digunakan untuk mengikat binatang kurban pada upacara duka seperti kematian.
Namun, keistimewaan yang mungkin tidak akan dijumpai di tempat lain selain ketika berkunjung ke Rumah Betang Tumbang Gagu adalah keramahan para penghuninya. Setiap tamu yang berkunjung akan disambut dengan ritual khusus oleh penghuni rumah, antara lain mengolesi pupur atau bedak ke kedua pipi sebagai tanda persahabatan, menginjak telur dengan kaki kanan dan memotong antan atau bambu. Semuanya itu dimaksudkan agar tamu yang datang selamat selama di tempat tujuan. Selain itu, pengunjung juga akan disuguhi masakan khas Kampung Tumbang Gagu berupa sayur rotan, sop pakis, ikan goreng, serta tempoyak atau sambal yang terbuat dari buah durian. Jika pengunjung berkenan, prosesi penyambutan akan ditutup dengan acara minum tuak secara bersama-sama dengan penghuni rumah.
C. Lokasi
Rumah Betang Tumbang Gagu terletak di Desa Tumbang Gagu, Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kota Waringin Timur, Propinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. 
D. Akses
Untuk mencapai Kabupaten Katingan, pengunjung terlebih dahulu harus melewati Palangkaraya, Ibukota Propinsi Kalimantan Tengah. Dari Palangkaraya menuju Katingan, pengunjung dapat menggunakan sarana transportasi darat (bus) maupun sungai (long boat). Setelah sampai di Kabupaten Katingan, perjalanan menuju lokasi Rumah Betang Tumbang Gagu di Desa Tumbang Gagu dapat dilanjutkan dengan menggunakan long boat menyusuri Sungai Samba dan berhenti di dermaga Penda, pintu masuk menuju kawasan Tumbang Gagu. Dari dermaga Penda, perjalanan menuju Desa Tumbang Gagu harus ditempuh dengan berjalan kaki selama kurang lebih 3 jam menyusuri lebatnya hutan pedalaman Kalimantan. Pengunjung tidak perlu khawatir tersesat di jalan, karena di dermaga Penda pengunjung akan menjumpai banyak lelaki Dayak yang berprofesi sebagai pemandu jalan yang siap mengantarkan menuju Desa Tumbang Gagu. 
E. Harga Tiket
Pengunjung tidak dipungut biaya alias gratis.  
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Letak Desa Tumbang Gagu yang berada di pedalaman Kalimantan membuat daerah ini tidak menyediakan sarana akomodasi dan fasilitas yang lengkap. Bahkan boleh dibilang, satu-satunya akomodasi dan fasilitas yang akan dijumpai ketika berkunjung ke Rumah Betang Tumbang Gagu adalah sambutan dan pelayanan yang diberikan oleh penghuninya. Namun, justru disinilah letak keistimewaannya, karena pengunjung dapat berinteraksi secara langsung dengan penghuni rumah, juga akan mendapat pelayanan yang spesial, termasuk makan dan tempat menginap.
(Afthonul Afif/wm/23/05-08)
__________
Sumber foto: www.katingankab.go.id 

0 comments:

Post a Comment